Dalam sebuah penelitian terdapat beberapa sumber data. sumber data dalam penelitian adalah subjek darimana data diperoleh dan didapatkan. Apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya yang maka sumber data disebut responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik pertanyaan secara tertulis ataupun lisan.
Apabila peneliti menggunakan teknik observasi, maka sumber datanya bisa berupa benda, gerak atau proses sesuatu. Dan apabila peneliti menggunakan dokumentasi, maka dokumen atau catatan yang menjadi sumber data, sedangkan isi catatan adalah objek penelitian atau variable penelitian.
1. Populasi dan Sampel.
Populasi adalah sekelompok orang, kejadian, atau benda, yang dijadikan obyek penelitian. Jika yang ingin diteliti adalah mahasiswa 3ea13, maka populasinya adalah seluruh mahasiswa 3ea13 . Jika yang diteliti adalah laporan keuangan perusahaan “X”, maka populasinya adalah keseluruhan laporan keuangan perusahaan “X” tersebut, Jika yang diteliti adalah motivasi pegawai di departemen “A” maka populasinya adalah seluruh pegawai di departemen “A”.
Dilihat dari jumlahnya datanya, maka populasi dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu:
a) Jumlah terhingga Artinya jumlah anggota (elemen) populasi dapat dihitung atau jumlahnya dapat diketahui Misal, ingin mengetahui prestasi mahasiswa gunadarma yang aktif pada tahun yang ditentukan. Dalam hal ini jumlah mahasiswanya dapat diketahui dari catatan biro akademik,madding, dan Koran-koran yang diterbitkan unuversitas yang bersangkutan.
b) Jumlah tak terhingga Artinya jumlah anggota populasi tidak dapat ditentukan banyaknya. Misal, penelitian mengenai prestasi mahasiswa gunadarma. Dalam hal ini kita tidak tahu berapa jumlah mahasiswa gunadarma, karena tidak semua mahasiswa aktif. Oleh karena itu dalam penelitian populasi sebaiknya mengadakan pembatasan lebih dulu, sehingga kesimpulan yang dihasilkan dapat menggambarkan kondisi populasi yang sebenarnya.
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Berdasarkan hasil sempel peneliti kemudian menggeneralisir hasil dalam penelitian. Yang dimaksud menggeneralisir adalah mengangkat kesimpulan dalam sampel sebagai kesimpulan penelitian yang berlaku bagi populasi.
Secara umum, sampel yang baik adalah yang dapat mewakili sebanyak mungkin karakteristik populasi. Dalam bahasa pengukuran, artinya sampel harus valid, yaitu bisa mengukur sesuatu yang seharusnya diukur. Kalau yang ingin diukur adalah masyarakat Sunda sedangkan yang dijadikan sampel adalah hanya orang Banten saja, maka sampel tersebut tidak valid, karena tidak mengukur sesuatu yang seharusnya diukur (orang Sunda).
2. Prosedur pemilihan sampel
prosedur pemilihan sampel yang sistematis terdiri dari beberapa tahapan dan langkah-langkah adalah sebagai berikut
a mengidentifikasi populasi target
b memilih kerangka pemilihan sampel
c menentukan metode pemilihan sampel
d merencanakan prosedur penentuan unit sampel
e menentukan ukuran sampel
f menentukan unit sampel
3. Metode pemilihan sampel probabilitas dan non probabolitas.
Secara umum, ada dua jenis teknik pengambilan sampel yaitu, sampel acak atau random sampling / probability sampling, dan sampel tidak acak atau nonrandom samping/nonprobability sampling. Yang dimaksud dengan random sampling adalah cara pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama untuk diambil kepada setiap elemen populasi. Artinya jika elemen populasinya ada 100 dan yang akan dijadikan sampel adalah 25, maka setiap elemen tersebut mempunyai kemungkinan 25/100 untuk bisa dipilih menjadi sampel. Sedangkan yang dimaksud dengan nonrandom sampling atau nonprobability sampling, setiap elemen populasi tidak mempunyai kemungkinan yang sama untuk dijadikan sampel. Lima elemen populasi dipilih sebagai sampel karena letaknya dekat dengan rumah peneliti, sedangkan yang lainnya tidak terpilih karena jauh, maka dari itu jumlah kemungkinannya nol.
Dalam dua jenis teknik pengambilan sampel di atas mempunyai tujuan yang berbeda-beda. Jika peneliti ingin hasil penelitiannya bisa dijadikan ukuran untuk mengestimasikan populasi, atau istilahnya adalah melakukan generalisasi maka seharusnya sampel representatif dan diambil secara acak. Namun jika peneliti tidak mempunyai kemauan melakukan generalisasi hasil penelitian maka sampel bisa diambil secara tidak acak. Sampel tidak acak biasanya juga diambil jika peneliti tidak mempunyai data pasti tentang ukuran populasi dan informasi lengkap tentang setiap elemen populasi. Contohnya, jika yang diteliti populasinya adalah konsumen teh botol, kemungkinan besar peneliti tidak mengetahui dengan pasti berapa jumlah konsumennya, dan juga karakteristik konsumen. Karena dia tidak mengetahui ukuran pupulasi yang tepat, bisakah dia mengatakan bahwa 200 konsumen sebagai sampel dikatakan “representatif”?. Kemudian, bisakah peneliti memilih sampel secara acak, jika tidak ada informasi yang cukup lengkap tentang diri konsumen?. Dalam situasi yang demikian, pengambilan sampel dengan cara acak tidak dimungkinkan, maka tidak ada pilihan lain kecuali sampel diambil dengan cara tidak acak atau nonprobability sampling, namun dengan konsekuensi hasil penelitiannya tersebut tidak bisa digeneralisasikan. Jika ternyata dari 200 konsumen teh botol tadi merasa kurang puas, maka peneliti tidak bisa mengatakan bahwa sebagian besar konsumen teh botol merasa kurang puas terhadap the botol.
4. Penentuan ukuran sampel.
Ukuran sampel atau jumlah pada suatu sampel yang diambil menjadi persoalan yang penting disaat jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian yang menggunakan analisis kuantitatif. Pada penelitian yang menggunakan analisis kualitatif, ukuran sampel bukan menjadi nomor satu, karena yang dipentingkan alah kekayaan informasi. Walau jumlahnya sedikit tetapi jika kaya akan informasi, maka sampelnya lebih bermanfaat.
Dikaitkan dengan besarnya sampel, selain tingkat kesalahan yang ada, tetapi juga ada beberapa faktor lain yang perlu memperoleh pertimbangan yaitu,
a derajat keseragaman
b rencana analisis
c biaya
d waktu
e tenaga yang tersedia
semangkin tidak seragam sifat dan karakter setiap elemen-elemen populasi, makin banyak sampel yang harus diambil. Jika rencana analisisnya lebih mendetail atau rinci maka jumlah sampelnya pun harus banyak. Misalnya di samping ingin mengetahui sikap konsumen terhadap kebijakan perusahaan, peneliti juga bermaksud mengetahui hubungan antara sikap dengan tingkat pendidikan. Agar tujuan ini dapat tercapai maka sampelnya harus terdiri atas berbagai jenjang pendidikan SD, SLTP. SMU, dan seterusnya.. Makin sedikit waktu, biaya , dan tenaga yang dimiliki peneliti, makin sedikit pula sampel yang bisa diperoleh. Perlu dipahami bahwa apapun alasannya, penelitian haruslah dapat dikelola dengan baik.
5. Contoh penerapan
Misalkan beberapa kandidat capres(calon presiden) dan cawapres(calon wakil presiden) dalam pemilihan presiden yang berlangsung 5(lima) tahun dalam 1(satu) periode pemerintahan di Indonesia yang menjadi populasi dalam kasus ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang ada di Indonesia maupun yang ada di luar negri,sedangkan yang menjadi sampel adalah seluruh capres dan cawapres yang terdaftar sacara resmi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar